Ngerencanain pernikahan kadang terasa kaya naik roller coaster — excited, deg-degan, dan suka kebawa perasaan. Di sini aku mau berbagi panduan santai yang aku tulis seolah lagi ngobrol sama sahabat: bagaimana nyusun timeline, milih vendor tanpa panik, serta ide dekor dan gaun yang nggak ribet tapi berkesan. Semua ini dari gabungan pengalaman imajinatif (dan sedikit opini pribadi) supaya kamu bisa lebih tenang jelang hari H.
Mempersiapkan Timeline & Budget dengan Gaya Santai tapi Realistis
Mulai dari anggaran dulu: aku biasanya sarankan alokasi kasar — 40% venue & catering, 20% vendor foto/video & dokumentasi, 15% dekor & bunga, 10% gaun & pakaian pengantin, sisanya untuk hiburan, undangan, dan contingency. Angka ini fleksibel tergantung prioritas kamu. Yang penting: buat pos “darurat” sekitar 5-10% untuk hal tak terduga.
Untuk timeline, bagi persiapan ke dalam milestone: 12 bulan (cari venue & tentukan tanggal), 9-6 bulan (booking vendor utama: katering, fotografer, MC), 6-3 bulan (gaun, undangan, dekor detil), 1 bulan (finalisasi rundown dan konfirmasi vendor). Aku pernah pura-pura jadi wedding planner sehari dan ngecek checklist ini — rasanya lega sekali tiap centang tugas selesai.
Sudah Pilih Vendor? Begini Cara Pintar Memilih
Ketika milih vendor, jangan cuma tergoda harga murah. Perhatikan portofolio, testimoni, dan komunikasi mereka. Komunikasi yang cepat dan jelas itu tanda profesionalisme yang penting. Mintalah paket yang transparan: apa saja yang termasuk, apakah ada biaya tambahan, berapa lama durasi kerja, dan kebijakan revisi.
Beberapa kategori vendor yang wajib dicari lebih awal: venue, katering, fotografer/video, wedding planner (kalau pakai), dekorator, makeup artist, dan entertainment. Kalau kamu butuh tempat mulai cari rekomendasi vendor yang terpercaya, aku sering menyelipkan link ke direktori yang rapi seperti onweddingsquad — gampang buat bandingkan portofolio dan review.
Tips praktis: ajak salah satu sahabat buat ikut meeting vendor supaya ada catatan tambahan. Dan kalau possible, minta trial makanan atau hair & makeup trial sebelum komitmen final — itu lifesaver buat menghindari kejutan di hari H.
Tips Dekor dan Gaun: Gaya Jiwaku (yang Suka Simple)
Aku lebih suka dekor yang terasa hangat dan nggak berlebihan. Beberapa gaya yang sering aku rekomendasikan: garden-romantic (banyak daun hijau dan candle), minimal modern (warna netral, lampu string), atau boho-chic (macramé, pampas, tekstur kayu). Lighting itu kunci — suasana bisa langsung berubah dengan warm light dan fairy lights.
DIY juga bisa jadi solusi budget-friendly: signage kayu, table runner buatan tangan, atau rangkaian bunga sederhana. Tapi pilih battles kamu — kalau detail dekor bikin stres, serahkan ke dekorator; fokusin energi ke hal yang benar-benar kamu nikmati.
Untuk gaun, coba pahami bentuk tubuh dan feel acara: gaun A-line buat yang mau aman dan nyaman, sheath untuk yang pengin simple elegan, atau ball gown kalau mau drama. Bahan juga berpengaruh: brokat & sifon lebih formal, organza memberi volume tanpa berat, sementara crepe nyaman untuk outdoor. Aku sempat nyobain tiga gaun sebelum nemu yang “klik” — intinya, jangan buru-buru, bawa mood baik saat fitting.
Pandanganku Tentang Tren dan Kenyamanan
Tren akan datang dan pergi, tapi yang nggak boleh hilang adalah kenyamanan dan keaslian. Pernikahan itu momen kalian berdua; kalau semua terasa “pura-pura”, nanti pas balik liat foto rasanya aneh. Pilih elemen yang mencerminkan kalian: lagu favorit, warna yang punya kenangan, atau makanan yang keluarga suka.
Dan satu lagi: jangan lupa nikmati prosesnya. Aku pernah lihat calon pengantin yang kepo detail sampai lupa senyum waktu fitting — ingat, momen persiapan ini juga bagian dari cerita manis yang bakal diceritain nanti.
Semoga panduan santai ini membantu kamu yang sedang merencanakan pernikahan. Ambil yang perlu, sisihkan yang bikin pusing, dan kalau butuh referensi vendor yang gampang dicari, cek onweddingsquad sebagai titik awal. Good luck, dan semoga hari besarmu terasa hangat, personal, dan penuh tawa.